1. Pengertian
dari :
a. Sumber
Listrik
Suatu komponen yang berfungsi sebagai
tempat untuk mengubah suatu jenis energi, misalnya energi kimia dan energi
gerak, menjadi energi listrik.
b. Gaya
Gerak Listrik
Beda
potensial antara ujung-ujung penghantar sebelum dialiri arus listrik. Gaya
gerak listrik disingkat dengan GGL, dengan satuan volt.
c. Tegangan
Jepit
Ketika sumber arus listrik kita pakai,
maka beda potensialnya berkurang. Beda potensial sumber listrik ketika dipakai
disebut tegangan jepit. Tegangan jepit selalu lebih kecil dari ggl.
d. Elemen
Primer
Sumber arus listrik yang tidak dapat
diisi ulang.
e. Elemen
Sekunder
Sumber arus listrik yang dapat diisi
lagi.
f. Anoda
Suatu
elektroda di mana arus listrik mengalir ke dalam perangkat listrik yang
terpolarisasi. Arah arus listrik, dengan konvensi, berlawanan arah dengan
aliran elektron. Dengan kata lain, elektron mengalir dari anoda ke dalam,
misalnya, sebuah sirkuit listrik. Mnemonic: ACID (Anoda Current in Device).
g. Katoda
Kutub elektroda dalam sel elektrokimia
yang terpolarisasi jika kutub ini bermuatan positif (sehingga arus listrik akan
mengalir keluar darinya, atau gerakan electron akan masuk ke kutub ini).
h. Polarisasi
Suatu peristiwa perubahan arah getar gelombang pada cahaya yang
acak menjadi satu arah getar; dari sumber
lain mengatakan bahwa Polarisasi adalah
peristiwa penyerapan arah bidang getar dari
gelombang.
i.
Elektrolit
Suatu zat yang larut atau terurai ke
dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik,
ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air,
asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk
asam, basa atau garam.
2. Contoh Elemen Primer
§ Anoda
Kesalahpahaman luas saat ini bahwa polaritas anoda selalu
positif (+). Hal ini sering tidak akurat dan polaritas anoda tergantung pada
jenis perangkat, dan kadang-kadang bahkan dalam mode operasi sesuai dengan arah
arus listrik, berbasis pada definisi universal arus listrik. Dengan demikian,
dalam sebuah perangkat yang mengkonsumsi daya anoda positif, dan perangkat
energi menyediakan anoda negatif.
Istilah ini pertama kali digunakan oleh Faraday (Seri VII penyelidikan eksperimental pada listrik), berfungsi sampai inputnya, tetapi hanya disebut elektrolit dari sel elektrokimia. Hubungannya dengan kutub positif diambil dari asumsi pembangkit yang sesuai menunjukkan bahwa arus listrik berjalan melalui sirkuit eksternal dari positif ke negatif, yakni dibawa oleh muatan positif.
Tampaknya logis untuk mendefinisikan arti dari arus listrik sebagai arah gerak, namun, jika drivernya bukan logam, ada juga muatan positif bergerak melalui konduktor luar (elektrolit dalam sel kita) dan apapun akan ada dibebankan dengan bergerak dalam arah berlawanan. Oleh karena itu diambilnya, konvensi untuk mendefinisikan arah dari kation bermuatan positif, dan dengan demikian merupakan hal yang positif ke negatif (anoda - katoda).
§ Katoda
Katoda berasal dari bahasa Yunani yaitu
hodos yang berarti jalan. Katoda merupakan elektroda negative. Kutub negative
dalam elektrolis, katoda merupakan elektroda dengan potensial negatif terhadap
anoda. Dalam berbagai sistem elektrik, misalnya tabung lucutan dan piranti
elektrik padat, katoda adalah ujung akhir electron masuk dalam sistem. Katoda
merupakan kutub negative dari sel elektroli. Pada baterai biasa (Baterai
Karbon-Seng), yang menjadi kutub katoda biasanya adalah logamseng, yang juga
sering menjadi pembungkus dari kotak baterai tersebut. Sedangkan, pada baterai
alkalin, yang menjadi katoda adalah logam mangan dioksida (MnO2).
a.
Elemen Volta
Elemen Volta dikembangkan pertama kali oleh
Fisikawan Italia bernama Allesandro Volta (1790 - 1800) dengan menggunakan
sebuah bejana yang diisi larutan asam sulfat (H2SO4) dan dua logam tembaga (Cu)
dan seng (Zn). Bagian utama elemen Volta, yaitu
1. kutub positif (anode)
terbuat dari tembaga (Cu),
2. kutub negatif (katode)
terbuat dari seng (Zn),
3. larutan elektrolit
terbuat dari asam sulfat (H2SO4).
Lempeng tembaga memiliki potensial tinggi,
sedangkan lempeng seng memiliki potensial rendah. Jika kedua lempeng logam itu
dihubungkan melalui lampu, lampu akan menyala. Hal ini membuktikan adanya arus
listrik yang mengalir pada lampu. Ketika lampu menyala, larutan elektrolit akan
bereaksi dengan logam tembaga maupun seng sehingga menghasilkan sejumlah
elektron yang mengalir dari seng menuju tembaga. Adapun, reaksi kimia pada
elemen Volta adalah sebagai berikut.
1. Pada larutan elektrolit
terjadi reaksi H2SO4 → 2H+ + SO2–4
2. Pada kutub positif
terjadi reaksi Cu + 2H+ → polarisasi H2
3. Pada kutub negatif
terjadi reaksi Zn + SO4 → ZnSO4+ 2e
Reaksi kimia pada elemen
Volta akan menghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen (H2). Gas hidrogen
tidak dapat bereaksi dengan tembaga, sehingga gas hidrogen hanya menempel dan
menutupi lempeng tembaga yang bersifat isolator listrik. Hal ini menyebabkan
terhalangnya aliran elektron dari seng menuju tembaga maupun arus listrik dari
tembaga menuju seng. Peristiwa tertutupnya lempeng tembaga oleh
gelembung-gelembung gas hidrogen disebut polarisasi. Adanya polarisasi gas
hidrogen pada lempeng tembaga menyebabkan elemen Volta mampu mengalirkan arus
listrik hanya sebentar. Tegangan yang dihasilkan setiap elemen Volta sekitar
1,1 volt. Penggunaan larutan elektrolit yang berupa cairan merupakan kelemahan
elemen Volta karena dapat membasahi peralatan lainnya.
b.
Elemen Kering
Elemen kering disebut juga baterai. Elemen
kering pertama kali dibuat oleh Leclance. Bagian utama elemen kering adalah
1. kutub positif (anode)
terbuat dari batang karbon (C),
2. kutub negatif (katode)
terbuat dari seng (Zn),
3. larutan elektrolit
terbuat dari amonium klorida (NH4Cl),
4. dispolarisator terbuat
dari mangan dioksida (MnO2).
Baterai
disebut elemen kering, karena elektrolitnya merupakan campuran
antara serbuk karbon, batu kawi, dan salmiak yang berwujud pasta (kering).
Batang karbon (batang arang) memiliki potensial tinggi, sedangkan lempeng seng
memiliki potensial rendah. Jika kedua elektrode itu dihubungkan dengan lampu
maka lampu akan menyala. Hal ini membuktikan adanya arus listrik yang mengalir
pada lampu. Ketika lampu menyala, larutan elektrolit akan bereaksi dengan seng.
Adapun, reaksi kimia pada batu baterai adalah sebagai berikut.
1. Pada larutan elektrolit
terjadi reaksi Zn + 2NH4Cl → Zn2+ + 2Cl + 2NH3 + H2 (ditangkap dispolarisasi)
2. Pada dispolarisator
terjadi reaksi H2 + 2MnO2 → Mn2O3 + H2O
Reaksi kimia pada batu baterai akan menghasilkan
gelembung-gelembung gas hidrogen (H2). Gas hidrogen akan ditangkap dan bereaksi
dengan dispolarisator yang berupa mangan dioksida (MnO2) menghasilkan air
(H2O), sehingga pada batu baterai tidak terjadi polarisasi gas hidrogen yang
mengganggu jalannya arus listrik. Bahan yang dapat menghilangkan polarisasi gas
hidrogen disebut dispolarisator. Adanya bahan dispolarisator pada batu baterai,
menyebabkan arus listrik yang mengalir lebih lama. Setiap batu baterai
menghasilkan tegangan 1,5 volt. Elemen kering (batu baterai) banyak dijual di
toko karena memiliki keunggulan antara lain tahan lama (awet), praktis karena
bentuk sesuai kebutuhan, dan tidak membasahi peralatan karena elektrolitnya
berupa pasta (kering).
c.
Elemen Leclanche
Elemen Leclanche disebut
juga sebagai elemen kering. Elemen ini tidak 100% kering karena masih ada
sedikit kandungan air. Elemen ini terdapat sebuah kutub yaitu anode dan katode
berupa batang karbon dan terdapat elektrolit berupa zat yang berjenis Garam
yaitu Ammonium Klorida (NH4CI) yang berfungsi untuk mengahsilkan listrik.
d.
Elemen Daniell
Adalah seorang ahli kimia Inggris bernama John
Frederic Daniell, mencari cara untuk menghilangkan masalah hidrogen gelembung yang
ditemukan di Pile Voltaic, dan solusinya adalah menggunakan elektrolit kedua
untuk mengkonsumsi hidrogen yang pertama diproduksi. Pada tahun 1836, ia
menemukan elemen Daniell, yang terdiri dari panci tembaga yang diisi dengan
larutan tembaga sulfat, di mana direndam dalam wadah gerabah tanpa glasir diisi
dengan asam sulfat dan elektroda seng. Hambatan gerabah adalah berpori, yang
memungkinkan ion untuk melewati tetapi tetap solusi dari pencampuran. Tanpa
hambatan ini, ketika arus tidak ada ditarik ion tembaga akan melayang ke anoda
seng dan menjalani pengurangan tanpa menghasilkan arus, yang akan menghancurkan
hidup baterai.
Seiring berjalannya waktu, penumpukan tembaga akan memblokir
pori-pori dalam penghalang gerabah dan memotong pendek kehidupan baterai. Namun
demikian, elemen Daniell disediakan arus lebih lama dan lebih dapat diandalkan
daripada sel Voltaic karena elektrolit disimpan tembaga (konduktor) daripada
hidrogen (isolator) pada katoda. Itu juga lebih aman dan kurang korosif. Ini
memiliki tegangan operasi sekitar 1,1 volt. Ini melihat digunakan secara luas
dalam jaringan telegraf sampai digantikan oleh elemen Leclanché di akhir
1860-an.
3.
Contoh Elemen Sekunder
§ Anoda
Kesalahpahaman luas saat ini bahwa polaritas anoda selalu
positif (+). Hal ini sering tidak akurat dan polaritas anoda tergantung pada
jenis perangkat, dan kadang-kadang bahkan dalam mode operasi sesuai dengan arah
arus listrik, berbasis pada definisi universal arus listrik. Dengan demikian,
dalam sebuah perangkat yang mengkonsumsi daya anoda positif, dan perangkat
energi menyediakan anoda negatif.
Istilah ini pertama kali digunakan oleh Faraday (Seri VII penyelidikan eksperimental pada listrik), berfungsi sampai inputnya, tetapi hanya disebut elektrolit dari sel elektrokimia. Hubungannya dengan kutub positif diambil dari asumsi pembangkit yang sesuai menunjukkan bahwa arus listrik berjalan melalui sirkuit eksternal dari positif ke negatif, yakni dibawa oleh muatan positif.
Tampaknya logis untuk mendefinisikan arti dari arus listrik sebagai arah gerak, namun, jika drivernya bukan logam, ada juga muatan positif bergerak melalui konduktor luar (elektrolit dalam sel kita) dan apapun akan ada dibebankan dengan bergerak dalam arah berlawanan. Oleh karena itu diambilnya, konvensi untuk mendefinisikan arah dari kation bermuatan positif, dan dengan demikian merupakan hal yang positif ke negatif (anoda - katoda).
§ Katoda
Katoda berasal dari bahasa Yunani yaitu
hodos yang berarti jalan. Katoda merupakan elektroda negative. Kutub negative
dalam elektrolis, katoda merupakan elektroda dengan potensial negatif terhadap
anoda. Dalam berbagai sistem elektrik, misalnya tabung lucutan dan piranti
elektrik padat, katoda adalah
ujung akhir electron masuk dalam sistem. Katoda merupakan kutub negative dari
sel elektroli. Pada baterai biasa (Baterai Karbon-Seng), yang menjadi kutub
katoda biasanya adalah logamseng, yang juga sering menjadi pembungkus dari
kotak baterai tersebut. Sedangkan, pada baterai alkalin, yang menjadi katoda
adalah logam mangan dioksida (MnO2).
a.
Akumulator
Akumulator (accu, aki) adalah sebuah alat yang dapat
menyimpan energi (umumnya energi listrik)
dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh akumulator adalah baterai dan kapasitor.
Pada
umumnya di Indonesia,
kata akumulator (sebagai aki atau accu) hanya dimengerti sebagai
"baterai" mobil. Sedangkan di bahasa Inggris,
kata akumulator dapat mengacu kepada baterai,kapasitor, kompulsator, dll.
Di
dalam standar internasional setiap satu cell akumulator memiliki tegangan
sebesar 2 volt. sehingga aki 12 volt, memiliki 6 cell sedangkan aki 24 volt
memiliki 12 cell.
Aki
merupakan sel yang banyak kita jumpai karena banyak digunakan pada sepeda motor
maupun mobil. Aki temasuk sel sekunder, karena selain menghasilkan arus
listrik, aki juga dapat diisi arus listrik kembali. secara sederhana aki
merupakan sel yang terdiri dari elektrode Pb sebagai anode dan PbO2 sebagai
katode dengan elektrolit H2SO4.
b. Baterai
Isi Ulang
Baterai
isi ulang dapat dinamakan rechargeable battery yaitu baterai yang dapat diisi
ulang yang biasanya terdapat pada telepon genggam. Baik baterai primer maupun
sekunder, kedua-duanya bersifat mengubah energy kimia menjadi energy listrik.
Baterai primer hanya bisa dipakai sekali karena menggunakan reaksi kimia yang
bersifat tidak bisa dibalik (irreversible reaction). Sedangkan baterai sekunder
dapat diisi ulang karena reaksi kimianya bersifat bisa dibalik (reversible
reaction).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar