Senin, 17 Desember 2012

Persahabatan yang Hampir Pupus Karya : Maria Vinandhea


“Hai semua, apa kabar ?” Sisca berkata pada teman-temannya setelah ia menaruh tas di bangkunya. “Baik-baik saja, tumben lo nyapa ke gue seperti itu, biasanya lo langsung cemberut aja.” Kata Mischa yaitu teman dekatnya Sisca. Memang mereka anaknya sangatlah akrab sekali. Mereka mempunyai kelompok di sekolahnya bernama “Study Hard”. Kelompok itu sangatlah terkenal di kelas 1 SMP. Nama kelompok mereka adalah Lisa, Chika, Ira, Cindy, Lia, Mischa, Gaby, dan Sisca. Mereka anak-anaknya sangatlah peduli pada orang lain.
            “Ehm… Pada ngomongin apa sih kalian berdua ?” Tanya Lisa yang anaknya sangatlah pendiam di kelas itu. Sisca berkata, “Enggak kok Lis cumin nanyain kabar doang. Oh ya gue mau cerita tentang anak baru itu.” Tiba-tiba Cindy menyahut, “Oh anak itu yang duduk dekat si Lia, kalau enggak salah nama anak itu Jessica biasa dipanggil Ica.” Lalu Sisca berkata, “Iya nama anak itu Jessica, tapi anaknya kok pendim banget sih, gue kasihan banget sama anak itu. Gue pengen temenin tuh anak ahhh…” Lalu Gaby berkata, “Kayaknya tuh anak bakal nge’hasut si Sisca liat ajah besok.”
            Sisca menghampiri bangku Jessica dan berkata, “Hai Jessica boleh kenalan gak?” Tetapi Jessica hanya buang muka saja. Sisca pun menjadi sangat kesal pada Jessica. Lalu Jessica hanya tertawa saat Sisca pergi dari bangkunya. “Idihh si Sisca kasihan amat gue kacangin.” Kata Jessica sambil tertawa. Mischa pun menghampiri bangku Jessica dan berkata, “Ehh lo jangan blagu deh, si Sisca nangis tuh gara-gara lo, makanya kalau mau diem’in orang tuh jangan se’enaknya ajah!” Jessica pun menjawab, “Siapa yang diem’in si Sisca, si Sisca ajah kali yang salah tanggap.” Lalu Mischa dan kelompoknya menjawab dengan serentak, “Terserah lo emangnya si Sisca enggak sakit hati, sekarang lo minta maaf deh ama Sisca!”
            Jessica pun menghampiri bangku milik Sisca. Tetapi Sisca hanya diam saja sambil menangis tentang masalah tadi. Jessica pun berkata, “Sis, gue minta maaf memang gue salah seharusnya gue enggak seperti itu ama lo gue nyadar Sis.” Sisca pun menjawab, “Terima kasih Jes, lo udah minta maaf ama gue. Boleh enggak gue jadi teman lo?” Jessica menjawab, “Boleh saja Sis, tapi kita menjadi teman baik.”
            Bel masuk kelas pun berbunyi, mereka semua sedang asyik bermain HP. “Selamat pagi anak-anak, apakah hari ini ada PR?” Ibu Tuti menanyakan PR pada murid-muridnya. Murid-muridnya berkata dengan serentak, “Tidak ada PR Bu.” Pada waktu itu Ira sedang asyik sendiri bermain kertas lipat yang ia jadikan boneka kertas. Pada saat bermain Bu Tuti melihat tingkah laku Ira yang sangat sibuk sendiri. Bu Tuti berkata, “Ira kamu sedang apa kok sangat sibuk sekali sampai-sampai tidak memerhatikan Ibu dari tadi.” Ira pun menjawab, “Eng.. Enggak kok Bu saya tadi cuman melihat boneka kertas yang saya buat tadi.” Bu Tuti pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
            Setelah pelajaran Bahasa Indonesia selesai bel istirahat pun berbunyi. Semua anak pun bergegas pergi keluar kelas untuk mencari kelas yang akan ditempatinya pada saat pelajaran kedua. “Heyy guy’s mau pada pergi ke kantin gak?” kata Gaby pada teman-teman kelompoknya. “Boleh saja asalkan lo beli’in gue nasi tim oke.” Kata Mischa yang sedang mendengarkan lagu pada sebuah Ipod’nya. “Ehmm… Itu tidak bisa Mis, canda koqq Mis.” Kata Gaby pada Mischa. “Sudahlah, janganlah berdebat mendingan kita ke kantin saja.” Kata Ira yang ikut-ikutan menyahut.
            “Sisca, mau pergi ke kantin tidak?” Kata Jessica yang berbicara pada Sisca. Sisca pun menjawab, “Kayaknya enggak deh Jes, sory ya Jessica gue udah bawa bekal.” Jessica pun menjawab, “Oh ya sudah, gue ke kantin duluan ya Sisca.” Sisca pun tidak menjawab perkataan Jessica.
            Beberapa jam kemudian anak-anak SMP sudah pada pulang. Tetapi Jessica dan Sisca belum pulang juga karena Jessica sedang curhat pada Sisca. “Sis, gue ingin cerita sama lo tentang kelompok lo yang sok gaul banget, sok kecakepan, dan sok peduli pada orang lain.” Kata Jessica pada Sisca. “Memangnya ada apa dengan kelompok gue Jessica ada yang salah ya Jessica. Mereka semua anak-anaknya baik-baik kok yang enggak seperti lo pikirin Jessica.” Kata Sisca yang sangat heran pada Jessica. “Ahh lo Sisca, lo tuh bakalan ngebela’in kelompok lo kan. Mendingan lo nge’jauhin mereka deh daripada lo menjadi anak yang enggak baik nantinya. Lo itu di manfaatin doang ama mereka agar lo menjadi budak mereka, mereka juga enggak bakal merhatiin lo lagi Sisca, dan mereka akan nge’jauhin lo untuk selamanya. Juga gue dengar-dengar mereka akan membuat lo menjadi jauh ama Mischa teman dekat lo tuh. Oh ya yang ingin buat lo jauh-jauh dari Mischa itu si Lisa ketua kelompok lo itu, makanya lo hati-hati aja bergaul ama si Lisa. Lo bakal kena pahitnya. Ini gue cuman ngasih tau lo ajah biar lo enggak jatuh nantinya.” Kata Jessica yang sedang memanaskan hatinya Sisca. Sisca menjadi sedih mendengar pekataan dari Jessica itu. Sisca pun berkata, “Mereka semua menusuk gue dari belakang gue sedih banget Jessica, bayangin lo ngerasain penderitaan gue seperti ini. Apa lagi si Lisa kenapa Lisa bisa berbuat seperti itu sama gue Jes, padahal selama ini Lisa perhatian banget ama gue Jes. Pokoknya gue ingin minta perhitungn ama mereka.” Lalu Jessica pun menjawab, “Itulah Sisca akibatnya lo dekat-dekat sama mereka, mendingan lo enggak usah minta prhitungan sama mereka. Mereka enggak ada gunanya lagi kan di depan matalo lagi.” Lalu Sisca pun menjawab, “Iya juga sih tapi, gue enggak bakal akan memaafkan mereka semua kecuali mereka minta maaf ama gue.” Jessica pun menjawab, “Ya sudah mendingan lo enggak usah mikirin itu anak lagi ngapain lo mikirin itu anak karena mereka semua enggak ada rasa kasih sayang ama lo Sisca. Mendingan kita pulang yuk sudah jam 3 waktunya kita pulang.” Lalu Sisca menjawab, “Ya sudah kita pulang saja.”
            Keesokan harinya Mischa menghampiri bangku milik Sisca. Pada waktu itu Sisca sedang mendengarkan lagu pada HP’nya. Mischa berkata, “Sis, lo kenapa cemberut terus ada masalah ya.” Sisca menjawab dengan suara lantang dan nada yang marah pada Mischa, “Eh Mischa lo boleh ngatain gue apalagi si Lisa diam-diam menghanyutkan gue kesel ama Lisa. Si Lisa orangnya suka ngomongin gue dibelakangnya Mischa, apa lagi lo sok kecakepan di depan laki-laki!” Mischa pun menjawab dengan rasa yang sangat heran, “Siapa yang sok kecakepan bukannya lo yang sok kecakepan, kenapa lo jadi nuduh si Lisa, sis Lisa kan enggak pernah ngomongin lo kan. Pasti lo di hasut ama si Jessica kan gue tau koq mana si Jessica enggak punya rasa sopan santun banget sih itu anak. Rasanya ingin gue tampar mulut tuh anak.” Tiba-tiba Jessica menjaab, “Ehmm lo puas Mischa udah nyakitin hati si Sisca, ohh gue tau lo itu sebenernya enggak mau kan dekat-dekat si Sisca lo hanya manfaatin si Sisca doang kan, juga kasih tau si Lisa supaya jangan ngomongin si Sisca dibelakangnya itu sama ajah nusuk dari belakang. Tolong kasih tau si Lisa gue males banget ngomong ama si Lisaorangnya judes dan jutek banget.” Lalu Mischa pun menjawab, “Oke liat aja pembalasan gue ama lo.”
            Mischa berkata pada Lisa yang sudah sanngat tidak tahan pada kelakuan si Jessica pada Sisca, “Lis,gue mau cerita masa si Sisca enggakmau gabung lagi ama kelompok kita. Katanya kita semua udah nusuk dia dari belakang. Kata Sisca lo udah ngomongin Sisca yang enggak-enggak. Gue bingung ama Sisca, pasti si Sisca dihasut ama si Jessica soalnya udah ketahuan dari raut mukanya si Jessica dari tadi senyum-senyum sendiri. Berarti dia udah nge’hasut si Sisca. Gue enggak terima perlakuan si Jessica ama Sisca.” Lalu Lisa berkata, “Ya sudah biarlah itu terjadi memang si Jessica sangatlah iri pada kita karena kita mempunya banyak teman dan dia tidak mempunyai banyak teman seperti kita bukan?” Lalu Ira berkata, “Sudahlah, memang ini kehendak Tuhan bukan kehendak kita.” Chika berkta pada Ira, “Ra, lo dari tadi ngomongnya sudahalah terus enggak ada yang lain selain itu Ra?” Lalu Mischa pun pergi dan merenung sendirian di dekat jendela. Mischa sangat kasihan pada Sisca teman dekatnya itu karena ia telah dihasut oleh si Jessica. Oleh karena itu Mischa memikirkan kesalahan yang telah diperbuat oleh dirinya pada Sisca teman dekatnya itu.
            Setelah bunyi bel masuk Mischa pun hanya melamun tidak memerhatikan pelajaran yang sedang ia pelajari. Tiba-tiba meja yang ada di dekat Mischa dibanting oleh dirinya sendiri karena ia sudah terlalu kesal sekali pada Jessica. Mischa pun menangis karena ia sudah sangatlah kesal sekali pada Jessica. Dalam hati Mischa ia sudah sangatlah kesal rasanya ia mau menampar mulut Jessica. Oleh karena itu Mischa melabrak Jessica, ada waktu itu untung saja tidak ada guru pada saat Misha menghampiri Jessica. Mischa berkata, “Ehhh Jess, lo jangan suka nge’hasut teman gue deh. Gue udah terlanjur kesal nih ama lo, gue benci banget ama lo Jessica.” Jessica pun hanya tertawa, emangnya ini lucu pikir Mischa dalam hatinya.
            Ira begitu iba dengan Mischa kerena ia serba tidak mau untuk melakukan sesuatu. Penyebab semua itu adalah Jessica,karena Jessica telah membuat permasalahan ini sampai sejauh ini. Setelah jam pulang sekoalh Mischa pun pulang dengan muka yang ditekuk. Bunyi HP Mischa yang menandakan ada SMS itu bergetar. Mischa membuka isi pesan tersebut, ternyata nomer itu tidak ia kenal. Nomer yang tidakMischa kenal itu mengaku dengan nama Alexander. Alexander itu menggunakan bahasa Mandarin dan menggunakan bahasa Inggris. Mischa pun tak bisa bahasa Mandarin oleh sebab itu Mischa tdiak menjwab. Mischa tak menjawab SMS itu lalu si Alexander itu menggunakan kata-kata yang tidak benar.
            Setelah minggu kemudian yang SMS Mischa pun mengaku ternyata yang mengirimi Mischa sebuah pean ternyata si Jessica. Betapa kagetnya si Mischa, oleh karena itu si Jessica melaporkan masalah ini pada guru BP. Kami semua dipnggil untuk menuju kantor BP pada saat pelajaran PKN. Kami pun sangatlah kget dengan kejadian ini.
            Setelah kami menuju ruang BP kami pun membahas tentang masalah ini pada guru BP yang dapat menangani masalah ini agar cepat selesai. Mischa pun sangatlah sedih gara-gara soal SMS itu yang telah membuat hati Mischa sangatlah kesal sekali. Satu per satu kami ditanyakan oleh guru BP agar masalah kami selesai tetapi kami semua ingin Jessica berubah agar tidak berbuat seperti itu lagi pada kita.
            Akhirnya Mischa dan Sisca pun meminta maaf. “Mis, gue minta maaf karena gue emang salah karena gue udah buat hati lo dan Lisa sudah menjadi kesal maafin gue teman-teman.” Kata Sisca yang sudah menyadarinya. Lalu Mischa dan Lisa pun menjawab, “Iya tidak apa-apa semua orang mempunyai kesalahan. Gue akan memaafkan lo tapi lo jangan mengulangi prbuatan itu lagi ya.”
            Mereka pun pada bermaaf-maafan tetapi Jessica tidak diperhatian karena semua anak sudah terlalu kesal terhadap Jessica. Tetapi kami harus memaafkan Jessica kata guru BP. Kami pun tidak menyetujuinya, dan akhirnya kamimempunyai usul agar Jessica berubah lalu baru kita maafkan.
            Mischa dan teman-temannya mempunyai motto yaitu mereka harus saling menerima teman apa adanya yang tidak seperti Jessica yang selalu menghasut teman-temannya sehingga membuat permasalahan menjadi sangatlah rumit. Kami pun bersahabat selama-lamanya. Kehidupan kami seperti persabahabatan yang hampir putus di tengah jalan, tetapi kami tidak mau seperti itu. Kami ingin menjalani persahabatan untuk selama-lamanya bukan untuk sementara saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar