“Hai semua, apa kabar ?” Sisca
berkata pada teman-temannya setelah ia menaruh tas di bangkunya. “Baik-baik
saja, tumben lo nyapa ke gue seperti itu, biasanya lo langsung cemberut aja.”
Kata Mischa yaitu teman dekatnya Sisca. Memang mereka anaknya sangatlah akrab
sekali. Mereka mempunyai kelompok di sekolahnya bernama “Study Hard”. Kelompok
itu sangatlah terkenal di kelas 1 SMP. Nama kelompok mereka adalah Lisa, Chika,
Ira, Cindy, Lia, Mischa, Gaby, dan Sisca. Mereka anak-anaknya sangatlah peduli
pada orang lain.
“Ehm… Pada ngomongin apa sih kalian
berdua ?” Tanya Lisa yang anaknya sangatlah pendiam di kelas itu. Sisca
berkata, “Enggak kok Lis cumin nanyain kabar doang. Oh ya gue mau cerita
tentang anak baru itu.” Tiba-tiba Cindy menyahut, “Oh anak itu yang duduk dekat
si Lia, kalau enggak salah nama anak itu Jessica biasa dipanggil Ica.” Lalu
Sisca berkata, “Iya nama anak itu Jessica, tapi anaknya kok pendim banget sih,
gue kasihan banget sama anak itu. Gue pengen temenin tuh anak ahhh…” Lalu Gaby
berkata, “Kayaknya tuh anak bakal nge’hasut si Sisca liat ajah besok.”
Sisca menghampiri bangku Jessica dan
berkata, “Hai Jessica boleh kenalan gak?” Tetapi Jessica hanya buang muka saja.
Sisca pun menjadi sangat kesal pada Jessica. Lalu Jessica hanya tertawa saat
Sisca pergi dari bangkunya. “Idihh si Sisca kasihan amat gue kacangin.” Kata
Jessica sambil tertawa. Mischa pun menghampiri bangku Jessica dan berkata, “Ehh
lo jangan blagu deh, si Sisca nangis tuh gara-gara lo, makanya kalau mau
diem’in orang tuh jangan se’enaknya ajah!” Jessica pun menjawab, “Siapa yang
diem’in si Sisca, si Sisca ajah kali yang salah tanggap.” Lalu Mischa dan
kelompoknya menjawab dengan serentak, “Terserah lo emangnya si Sisca enggak
sakit hati, sekarang lo minta maaf deh ama Sisca!”
Jessica
pun menghampiri bangku milik Sisca. Tetapi Sisca hanya diam saja sambil
menangis tentang masalah tadi. Jessica pun berkata, “Sis, gue minta maaf memang
gue salah seharusnya gue enggak seperti itu ama lo gue nyadar Sis.” Sisca pun
menjawab, “Terima kasih Jes, lo udah minta maaf ama gue. Boleh enggak gue jadi
teman lo?” Jessica menjawab, “Boleh saja Sis, tapi kita menjadi teman baik.”
Bel masuk kelas pun berbunyi, mereka
semua sedang asyik bermain HP. “Selamat pagi anak-anak, apakah hari ini ada
PR?” Ibu Tuti menanyakan PR pada murid-muridnya. Murid-muridnya berkata dengan
serentak, “Tidak ada PR Bu.” Pada waktu itu Ira sedang asyik sendiri bermain
kertas lipat yang ia jadikan boneka kertas. Pada saat bermain Bu Tuti melihat
tingkah laku Ira yang sangat sibuk sendiri. Bu Tuti berkata, “Ira kamu sedang
apa kok sangat sibuk sekali sampai-sampai tidak memerhatikan Ibu dari tadi.”
Ira pun menjawab, “Eng.. Enggak kok Bu saya tadi cuman melihat boneka kertas
yang saya buat tadi.” Bu Tuti pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Setelah pelajaran Bahasa Indonesia
selesai bel istirahat pun berbunyi. Semua anak pun bergegas pergi keluar kelas
untuk mencari kelas yang akan ditempatinya pada saat pelajaran kedua. “Heyy
guy’s mau pada pergi ke kantin gak?” kata Gaby pada teman-teman kelompoknya.
“Boleh saja asalkan lo beli’in gue nasi tim oke.” Kata Mischa yang sedang
mendengarkan lagu pada sebuah Ipod’nya. “Ehmm… Itu tidak bisa Mis, canda koqq
Mis.” Kata Gaby pada Mischa. “Sudahlah, janganlah berdebat mendingan kita ke
kantin saja.” Kata Ira yang ikut-ikutan menyahut.
“Sisca, mau pergi ke kantin tidak?”
Kata Jessica yang berbicara pada Sisca. Sisca pun menjawab, “Kayaknya enggak
deh Jes, sory ya Jessica gue udah bawa bekal.” Jessica pun menjawab, “Oh ya
sudah, gue ke kantin duluan ya Sisca.” Sisca pun tidak menjawab perkataan
Jessica.
Beberapa jam kemudian anak-anak SMP
sudah pada pulang. Tetapi Jessica dan Sisca belum pulang juga karena Jessica
sedang curhat pada Sisca. “Sis, gue ingin cerita sama lo tentang kelompok lo
yang sok gaul banget, sok kecakepan, dan sok peduli pada orang lain.” Kata
Jessica pada Sisca. “Memangnya ada apa dengan kelompok gue Jessica ada yang
salah ya Jessica. Mereka semua anak-anaknya baik-baik kok yang enggak seperti
lo pikirin Jessica.” Kata Sisca yang sangat heran pada Jessica. “Ahh lo Sisca,
lo tuh bakalan ngebela’in kelompok lo kan. Mendingan lo nge’jauhin mereka deh
daripada lo menjadi anak yang enggak baik nantinya. Lo itu di manfaatin doang
ama mereka agar lo menjadi budak mereka, mereka juga enggak bakal merhatiin lo
lagi Sisca, dan mereka akan nge’jauhin lo untuk selamanya. Juga gue
dengar-dengar mereka akan membuat lo menjadi jauh ama Mischa teman dekat lo
tuh. Oh ya yang ingin buat lo jauh-jauh dari Mischa itu si Lisa ketua kelompok
lo itu, makanya lo hati-hati aja bergaul ama si Lisa. Lo bakal kena pahitnya.
Ini gue cuman ngasih tau lo ajah biar lo enggak jatuh nantinya.” Kata Jessica
yang sedang memanaskan hatinya Sisca. Sisca menjadi sedih mendengar pekataan
dari Jessica itu. Sisca pun berkata, “Mereka semua menusuk gue dari belakang
gue sedih banget Jessica, bayangin lo ngerasain penderitaan gue seperti ini.
Apa lagi si Lisa kenapa Lisa bisa berbuat seperti itu sama gue Jes, padahal
selama ini Lisa perhatian banget ama gue Jes. Pokoknya gue ingin minta
perhitungn ama mereka.” Lalu Jessica pun menjawab, “Itulah Sisca akibatnya lo
dekat-dekat sama mereka, mendingan lo enggak usah minta prhitungan sama mereka.
Mereka enggak ada gunanya lagi kan di depan matalo lagi.” Lalu Sisca pun
menjawab, “Iya juga sih tapi, gue enggak bakal akan memaafkan mereka semua
kecuali mereka minta maaf ama gue.” Jessica pun menjawab, “Ya sudah mendingan
lo enggak usah mikirin itu anak lagi ngapain lo mikirin itu anak karena mereka
semua enggak ada rasa kasih sayang ama lo Sisca. Mendingan kita pulang yuk
sudah jam 3 waktunya kita pulang.” Lalu Sisca menjawab, “Ya sudah kita pulang
saja.”
Keesokan harinya Mischa menghampiri
bangku milik Sisca. Pada waktu itu Sisca sedang mendengarkan lagu pada HP’nya.
Mischa berkata, “Sis, lo kenapa cemberut terus ada masalah ya.” Sisca menjawab
dengan suara lantang dan nada yang marah pada Mischa, “Eh Mischa lo boleh
ngatain gue apalagi si Lisa diam-diam menghanyutkan gue kesel ama Lisa. Si Lisa
orangnya suka ngomongin gue dibelakangnya Mischa, apa lagi lo sok kecakepan di
depan laki-laki!” Mischa pun menjawab dengan rasa yang sangat heran, “Siapa
yang sok kecakepan bukannya lo yang sok kecakepan, kenapa lo jadi nuduh si
Lisa, sis Lisa kan enggak pernah ngomongin lo kan. Pasti lo di hasut ama si
Jessica kan gue tau koq mana si Jessica enggak punya rasa sopan santun banget
sih itu anak. Rasanya ingin gue tampar mulut tuh anak.” Tiba-tiba Jessica
menjaab, “Ehmm lo puas Mischa udah nyakitin hati si Sisca, ohh gue tau lo itu
sebenernya enggak mau kan dekat-dekat si Sisca lo hanya manfaatin si Sisca
doang kan, juga kasih tau si Lisa supaya jangan ngomongin si Sisca
dibelakangnya itu sama ajah nusuk dari belakang. Tolong kasih tau si Lisa gue
males banget ngomong ama si Lisaorangnya judes dan jutek banget.” Lalu Mischa
pun menjawab, “Oke liat aja pembalasan gue ama lo.”
Mischa berkata pada Lisa yang sudah
sanngat tidak tahan pada kelakuan si Jessica pada Sisca, “Lis,gue mau cerita
masa si Sisca enggakmau gabung lagi ama kelompok kita. Katanya kita semua udah
nusuk dia dari belakang. Kata Sisca lo udah ngomongin Sisca yang enggak-enggak.
Gue bingung ama Sisca, pasti si Sisca dihasut ama si Jessica soalnya udah
ketahuan dari raut mukanya si Jessica dari tadi senyum-senyum sendiri. Berarti
dia udah nge’hasut si Sisca. Gue enggak terima perlakuan si Jessica ama Sisca.”
Lalu Lisa berkata, “Ya sudah biarlah itu terjadi memang si Jessica sangatlah
iri pada kita karena kita mempunya banyak teman dan dia tidak mempunyai banyak
teman seperti kita bukan?” Lalu Ira berkata, “Sudahlah, memang ini kehendak
Tuhan bukan kehendak kita.” Chika berkta pada Ira, “Ra, lo dari tadi ngomongnya
sudahalah terus enggak ada yang lain selain itu Ra?” Lalu Mischa pun pergi dan
merenung sendirian di dekat jendela. Mischa sangat kasihan pada Sisca teman
dekatnya itu karena ia telah dihasut oleh si Jessica. Oleh karena itu Mischa
memikirkan kesalahan yang telah diperbuat oleh dirinya pada Sisca teman dekatnya
itu.
Setelah
bunyi bel masuk Mischa pun hanya melamun tidak memerhatikan pelajaran yang
sedang ia pelajari. Tiba-tiba meja yang ada di dekat Mischa dibanting oleh
dirinya sendiri karena ia sudah terlalu kesal sekali pada Jessica. Mischa pun
menangis karena ia sudah sangatlah kesal sekali pada Jessica. Dalam hati Mischa
ia sudah sangatlah kesal rasanya ia mau menampar mulut Jessica. Oleh karena itu
Mischa melabrak Jessica, ada waktu itu untung saja tidak ada guru pada saat
Misha menghampiri Jessica. Mischa berkata, “Ehhh Jess, lo jangan suka nge’hasut
teman gue deh. Gue udah terlanjur kesal nih ama lo, gue benci banget ama lo
Jessica.” Jessica pun hanya tertawa, emangnya ini lucu pikir Mischa dalam
hatinya.
Ira
begitu iba dengan Mischa kerena ia serba tidak mau untuk melakukan sesuatu.
Penyebab semua itu adalah Jessica,karena Jessica telah membuat permasalahan ini
sampai sejauh ini. Setelah jam pulang sekoalh Mischa pun pulang dengan muka
yang ditekuk. Bunyi HP Mischa yang menandakan ada SMS itu bergetar. Mischa
membuka isi pesan tersebut, ternyata nomer itu tidak ia kenal. Nomer yang
tidakMischa kenal itu mengaku dengan nama Alexander. Alexander itu menggunakan
bahasa Mandarin dan menggunakan bahasa Inggris. Mischa pun tak bisa bahasa
Mandarin oleh sebab itu Mischa tdiak menjwab. Mischa tak menjawab SMS itu lalu
si Alexander itu menggunakan kata-kata yang tidak benar.
Setelah
minggu kemudian yang SMS Mischa pun mengaku ternyata yang mengirimi Mischa
sebuah pean ternyata si Jessica. Betapa kagetnya si Mischa, oleh karena itu si
Jessica melaporkan masalah ini pada guru BP. Kami semua dipnggil untuk menuju
kantor BP pada saat pelajaran PKN. Kami pun sangatlah kget dengan kejadian ini.
Setelah
kami menuju ruang BP kami pun membahas tentang masalah ini pada guru BP yang
dapat menangani masalah ini agar cepat selesai. Mischa pun sangatlah sedih
gara-gara soal SMS itu yang telah membuat hati Mischa sangatlah kesal sekali.
Satu per satu kami ditanyakan oleh guru BP agar masalah kami selesai tetapi
kami semua ingin Jessica berubah agar tidak berbuat seperti itu lagi pada kita.
Akhirnya
Mischa dan Sisca pun meminta maaf. “Mis, gue minta maaf karena gue emang salah
karena gue udah buat hati lo dan Lisa sudah menjadi kesal maafin gue
teman-teman.” Kata Sisca yang sudah menyadarinya. Lalu Mischa dan Lisa pun
menjawab, “Iya tidak apa-apa semua orang mempunyai kesalahan. Gue akan
memaafkan lo tapi lo jangan mengulangi prbuatan itu lagi ya.”
Mereka
pun pada bermaaf-maafan tetapi Jessica tidak diperhatian karena semua anak
sudah terlalu kesal terhadap Jessica. Tetapi kami harus memaafkan Jessica kata
guru BP. Kami pun tidak menyetujuinya, dan akhirnya kamimempunyai usul agar
Jessica berubah lalu baru kita maafkan.
Mischa
dan teman-temannya mempunyai motto yaitu mereka harus saling menerima teman apa
adanya yang tidak seperti Jessica yang selalu menghasut teman-temannya sehingga
membuat permasalahan menjadi sangatlah rumit. Kami pun bersahabat
selama-lamanya. Kehidupan kami seperti persabahabatan yang hampir putus di tengah
jalan, tetapi kami tidak mau seperti itu. Kami ingin menjalani persahabatan
untuk selama-lamanya bukan untuk sementara saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar